Langsung ke konten utama

Cerpen-A.Fikri Adz-dzaki

Perjuangan Bapak

Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran kota, hidup seorang bapak sederhana bernama Pak Sugeng. Ia tinggal bersama istrinya, Bu Rini, dan seorang anak laki-laki bernama Yogi yang baru saja tamat sekolah dasar. Setiap pagi, saat matahari baru saja menyinari desa, Pak Sugeng sudah bangun dan mulai menyiapkan alat untuk bekerja. Dengan mengenakan sarung lusuh dan kemeja yang mulai pudar warnanya, ia menuju ladang miliknya yang terletak tak jauh dari rumah.

Pak Sugeng adalah seorang petani kecil yang mengandalkan tanah yang tidak terlalu subur untuk menghidupi keluarganya. Ladangnya sempit, dan hasil panennya sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, meski hidup serba kekurangan, Pak Sugeng selalu berusaha keras untuk memastikan anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Bagi Pak Sugeng, pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang yang lebih besar bagi masa depan Yogi.

Setiap kali Yogi bertanya tentang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, Pak Sugeng selalu tersenyum dan berkata, "Bapak akan berusaha, nak. Bapak ingin kamu memiliki kesempatan yang lebih baik daripada bapak. Kita harus bekerja keras untuk itu."

Yogi yang cerdas dan bersemangat selalu bermimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama, dan akhirnya ke sekolah menengah atas. Namun, mereka tahu betul bahwa biaya untuk melanjutkan sekolah sangat mahal, dan kadang-kadang kebutuhan rumah tangga pun belum sepenuhnya tercukupi.

Suatu pagi, datanglah cobaan besar bagi keluarga Pak Sugeng. Hujan deras yang turun selama beberapa hari menyebabkan banjir besar, merendam hampir seluruh ladang mereka. Tanaman padi yang telah tumbuh dengan susah payah hancur dan rusak. Tidak ada hasil panen yang bisa diharapkan, dan ini membuat Pak Sugeng merasa sangat cemas. Ia tahu, jika tidak ada hasil dari ladang, keluarga mereka akan kesulitan untuk bertahan hidup.

Pak Sugeng duduk termenung di teras rumah, memandangi ladangnya yang tergenang air. Ia merasa putus asa. Namun, saat itu Yogi datang dan duduk di sampingnya. "Bapak, jangan khawatir. Kita masih punya harapan. Kita akan berusaha untuk bangkit," kata Yogi dengan penuh keyakinan.

Kata-kata Yogi mengingatkan Pak Sugeng akan tekad dan semangat hidup yang telah ia tanamkan pada anaknya. Yogi tidak takut menghadapi kesulitan, dan itulah yang membuat Pak sugeng merasa bangga. Meski keadaan semakin sulit, Pak Sugeng tahu bahwa ia harus berusaha lebih keras lagi. Yogi tidak boleh terhenti di tengah jalan hanya karena kesulitan ekonomi.

Dengan semangat yang baru, Pak Sugeng mulai mencari pekerjaan tambahan. Ia menawarkan diri untuk membantu petani lain yang ladangnya tidak terdampak banjir. Setiap pagi ia pergi ke ladang petani lain, bekerja keras dari pagi hingga sore, hanya untuk mendapatkan upah yang sedikit. Meski tubuhnya terasa lelah, Pak Sugeng tidak pernah mengeluh. Setiap malam, meskipun capek, ia tetap meluangkan waktu untuk mengajari Yogi belajar, memastikan anaknya bisa mempersiapkan ujian masuk SMP.

Hari demi hari berlalu, dan perlahan keadaan keluarga mereka membaik. Pak Sugeng mulai mendapatkan cukup uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan Yogi berhasil lulus ujian dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama. Keberhasilan itu membuat Pak Sugeng merasa sangat bangga. Ia tahu, meski hidup mereka sulit, anaknya akan memiliki masa depan yang lebih baik.

Waktu terus berjalan. Yogi yang kini sudah beranjak dewasa dan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas, akhirnya lulus dan diterima di sebuah universitas. Semua itu berkat kerja keras Pak Sugeng yang tak kenal lelah. Suatu hari, saat Yogi sudah bekerja dan mengunjungi rumah mereka, ia berkata kepada Pak Sugeng, "Bapak, terima kasih. Tanpa perjuangan Bapak, aku tidak akan berada di sini sekarang."

Pak Sugeng tersenyum bangga, meski tubuhnya semakin renta. "Bapak hanya ingin kamu bahagia, nak. Bapak hanya ingin kamu punya kehidupan yang lebih baik daripada Bapak. Itu sudah cukup bagi Bapak."

Perjuangan Pak Sugeng memang sederhana, tetapi penuh dengan kasih sayang dan ketulusan. Ia rela berkorban apa saja demi anaknya, meskipun itu berarti melewati malam-malam panjang tanpa tidur dan menahan rasa lelah yang tak terhingga. Dan akhirnya, segala pengorbanan itu terbayar dengan keberhasilan Yogi. Bapak dan anak ini membuktikan bahwa dengan perjuangan, ketulusan hati, dan semangat yang tak pernah padam, impian bisa tercapai, bahkan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku - Wirda Tsaniya

  Nama: Wirda Tsaniya Sahla Kelas: XI-7 Tugas: Resensi Novel Warung Bujang Karya Jessica Carmelia Warung Bujang adalah novel karya Jessica Carmelia yang mengangkat tema kehidupan remaja dengan latar belakang kehidupan sehari-hari di sebuah warung kecil. Novel ini menggambarkan kisah tentang harapan, impian, dan hubungan antar manusia, yang diwarnai dengan berbagai konflik dan dinamika yang terjadi dalam kehidupan seorang pemuda bernama Bujang. Plot Cerita Novel ini berfokus pada kehidupan Bujang, seorang pemuda yang memiliki impian besar namun terjebak dalam rutinitas sebagai pemilik warung makan kecil yang diwariskan oleh orang tuanya. Meskipun tampaknya sederhana, kisah ini penuh dengan ketegangan emosional yang dibangun dengan baik oleh penulis. Bujang, yang merupakan karakter utama, harus menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya, antara mempertahankan usaha warung keluarganya atau mengejar impian pribadinya. Cerita berkembang dengan memperkenalkan berbagai karakter pendu...

Resensi Buku - Fara Salma

  Rahasia Tentang Anak Tengah Judul : Iyan Bukan Anak Tengah Penulis :Armaraher Penerbit : Skuad Tahun: 2023 Tebal: 292 halaman ISBN: 978-633-09-1845-2   Sinopsis Riyan selalu berharap berada di tengah-tengah keluarganya yang hangat, dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana yang Abang dan Adiknya rasakan, tetapi bukan semata-mata kehadirannya ada hanya karena dibutuhkan saja. Di usianya yang baru menginjak remaja, seharusnya Riyan bisa menghabiskan waktu untuk menemukan hal baru di hidupnya, bukan merasakan beban dan luka yang membuatnya berhenti di titik itu dan tidak membiarkannya tumbuh menjadi remaja normal seusianya. Riyan hanya ingin diperlakukan adil, disayangi sebagaimana mestinya, bukan dicampakkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya. Kelebihan Novel ini mampu mebawa pembacanya ikut merasakan apa yang Iyan rasakan sebagai anak tengah. Penulis juga menyentuhkan isu isu tentang orangtua dalam memberi keadilan dalam anak...

Teks berita - IRECO

  IRECO Ice Cream, yang berlokasi di Jl. Kartanegara No. 88E, Singosari, Kabupaten Malang, telah menjadi destinasi populer bagi pecinta es krim dan dessert di wilayah Malang. Sejak dibuka pada tahun 2022, IRECO menawarkan berbagai menu menarik, termasuk soft ice cream, float, bingsoo ala Korea, serta beragam snack pendamping.  Setiap hari Jumat, IRECO memberikan promo khusus berupa gratis minicone untuk setiap pembelian minimal Rp8.000. Informasi ini disampaikan melalui akun TikTok resmi mereka, @ireco.icecream, yang aktif membagikan update dan promo terbaru.  Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp3.000, IRECO menjadi tempat favorit bagi berbagai kalangan, termasuk pelajar dan keluarga. Selain es krim, mereka juga menyajikan menu lain seperti Mile Crepes dan kentang goreng, menjadikannya tempat yang cocok untuk bersantai sambil menikmati hidangan manis.  Untuk informasi lebih lanjut mengenai menu dan promo terkini, pengunjung dapat mengikuti akun TikTok resmi IR...