“Layar yang Membingkai Kenangan”
"Ketika dunia tampak hanya seberkas cahaya, terkadang kita perlu langkah kecil untuk melangkah ke dalamnya."
Kata-kata itu mengalir begitu saja dari bibir Pak Bisri, guru Alquran Hadist yang biasanya penuh dengan senyum dan canda. Tapi kala itu, ada sesuatu yang berbeda dalam matanya. Seolah-olah ada dunia lain yang ingin ia buka, dan aku merasa menjadi bagian dari cerita yang lebih besar.
~**~
Aku sedang asyik bermain bersama teman-temanku. Namun, suara Pak Bisri yang berada didalam ruang guru memanggil namaku, membuatku berhenti.
“Aina, bisa bicara sebentar?” tanya beliau dengan nada yang penuh arti, seolah-olah ada sesuatu yang akan terjadi.
Aku mengangguk, merasa ada yang tak beres. Pak Bisri mengajakku ke sudut di mana tak ada gangguan dari suara teman-teman yang sedang sibuk dengan permainan mereka masing-masing
“Ada yang ingin saya tawarkan padamu,” katanya sambil tersenyum. “Kami sedang membuat video konten untuk sekolah, dan kami butuh seseorang yang bisa menjadi model.”
Aku terdiam sejenak, berpikir apakah ini hanya lelucon atau sesuatu yang serius. Pak Bisri melihat kebingunganku, lalu melanjutkan, “Tenang saja, ini bukan sesuatu yang rumit. Hanya sekedar menguntaikan kata-kata dalam Bahasa Arab.”
“ kamu anak jurusan Bahasa bukan? Ini akan sangat cocok denganmu.”
Tawaran itu sepertinya datang begitu tiba-tiba. tapi entah mengapa, ada sesuatu dalam kata-kata Pak Bisri yang membuatku merasa tertarik. Ada semacam magnet tak kasatmata yang menarikku ke dalamnya. Aku tahu, ini bukan hanya soal menjadi model atau tampil di depan kamera. Ini soal memilih untuk mengambil langkah kecil ke dalam dunia baru yang tak terbayangkan sebelumnya.
Aku pun akhirnya setuju, meski dengan rasa cemas yang tak bisa disembunyikan. Keesokan harinya, aku berdiri di depan kamera, dengan seluruh perhatian tertuju padaku. Di belakang layar, ada Pak Bisri yang sibuk memberi instruksi. Aku merasa seperti sebuah objek yang dipandang oleh banyak mata, tetapi anehnya, itu bukanlah sesuatu yang menakutkan. Malah, aku mulai merasa nyaman.
Setiap gerakan, setiap kata yang kuucapkan dalam video itu, membuatku menyadari bahwa dunia ini lebih besar dari apa yang aku bayangkan. Kamera itu tak hanya merekam tubuhku, tetapi juga memotret jiwaku yang tersembunyi, yang mungkin selama ini aku sendiri pun belum sepenuhnya paham.
Ada sesuatu magis dalam hal itu. Ketika setiap detik tertangkap dalam bingkai layar, aku merasa bisa melihat diriku dari sudut pandang yang berbeda. Itu bukan lagi tentang menjadi model atau tampil cantik di depan kamera. Itu tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri, untuk menatap masa depan dengan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil adalah bagian dari perjalanan besar yang lebih dari sekadar penampilan luar.
Tiga hari kemudian, video itu diposting dimedia sosial milik Madrasah Aliyah Almaarif Singosari, dan aku melihat teman-temanku tersenyum. Tak sedikit dari mereka yang mengapresiasi video tersebut, tapi aku tahu, pujian itu bukan tentang penampilan fisik. Mereka memuji keberanianku untuk tampil, untuk menjadi bagian dari proses yang lebih besar.
Aku belajar bahwa terkadang dunia mengajak kita untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Seperti video yang tak hanya mengabadikan gambar, tapi juga mencatat kenangan, langkah kecil kita bisa jadi momen besar yang tak terlupakan. Dalam bingkai layar, aku menemukan diriku yang baru, dan dunia pun tampak sedikit lebih jelas.
Sambil tersenyum, Pak Bisri berkata, “Itu baru permulaan, Aina. Masih banyak langkah kecil yang menunggu untuk kamu ambil.”
Aku mengangguk, siap untuk melangkah lebih jauh lagi.
~***~
UNSUR INTRINSIK
1.Tema
Keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan perjuangan dalam menghadapi tantangan baru menujuperkembangan yang lebih maju.
2. Tokoh dan Penokohan
• Aina: Tokoh utama (protagonis), seorang gadis cantik,pendiam dan sederhana yang memiliki potensi besartetapi terkadang masih ragu untuk mengeksplorasidirinya.Namun ia selalu memiliki semangat dan kepercayaan untuk meningkatkan kemampuannyadengan segala kesempatan yang ia miliki.
• Pak Bisri:(protagonis) Guru yang bijak, mendukung, dan menjadi sosok yang memberi motivasi kepada Aina. Iameyakini potensi Aina(aku) meski terkadang masihterdapat keraguan.
• Teman-teman Aina:(protagonis) Memberikan semangatdan mendukung perjalanan Aina dalam proses perkembangan kemampuan Aina dengan satulangkahnnya yaitu pembuatan video konten sekolah.
3. Alur
• Alur maju: Cerpen ini menceritakan perjalanan Aina dariawal ditawari menjadi model video hingga ia berhasilmelakukannya dengan baik.
o Pendahuluan: Aina mendapatkan penawaran dariPak Bisri,guru Alquran Hadist untuk menjadi model pembuatan video konten sekolah.
o Konflik: Aina ragu untuk menerima tawaran karenakurang percaya diri.
o Klimaks:Aina semakin ragu ketika ia tahu akantampil di depan layar dengan menguntaikan kata-kata motivasi berbahasa Arab.
o Antiklimaks: Dukungan dari Pak Bisri, keyakinanserta kepercayaan diri yang mulai tumbuh dan berkembang didalam diri Aina.
o Penyelesaian: Video selesai, dan Aina banggamelihat dirinya tampil sebagai sosok yang percayadiri dan sangat baik dalam pembuatan video kontenMadrasah Aliyah Almaarif Singosasari.
4. Latar
• Latar tempat:
o Ruang guru
o Lapangan sekolah
o Perpustakaan (saat pemutaran video)
• Latar waktu: Pagi hingga siang saat proses pembuatanvideo, tiga hari setelah pembuatan video.
• Latar suasana:
o Awalnya penuh keraguan dan kegelisahan.
o Berubah menjadi haru dan kebanggaan saat Ainaberhasil.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama
6. Amanat
• Jangan takut mencoba hal baru, meskipun terasa sulit pada awalnya.
• Setiap langkah kecil memiliki arti besar jika dilakukan dengan keberanian dan keyakinan.
• Dukungan dari orang-orang di sekitar dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi rasa takut dan keraguan.
Komentar
Posting Komentar