Malam Seram di Alun-Alun Batu
"Seriusan, bu? Ada rumah hantu di Alun-Alun Batu? Kok aku nggak pernah tau, sih?" tanyaku heran. inu tersenyum, "Iya, Sayang. Namanya 'Hantu Kijang Mas'. Katanya, serem banget, lho!"
Mama, yang biasanya paling penakut, malah kelihatan semangat banget. Mungkin karena ada kita berdua, aku dan ayah. aku sih udah nggak sabaran mau masuk, "Ayo, bu, kita cobain!" ayah cuma ngasih peringatan "Jangan teriak-teriak ya, ntar malu". Ah, ayah tetep aja ngasih peringatan yang bikin aku makin deg-degan!
Konon, rumah hantu ini berhantu karena dulu ada penghuni kuno yang menghilang di rumah itu, dan arwahnya masih berkeliaran sampai sekarang. Aku merinding cuma ngebayanginnya.
Begitu masuk, gelap, dingin, dan suara angin berdesir seolah menyerang otak kita. Dekorasi rumah hantu ini bener-bener merinding. Ada pocong yang gantung di langit-langit, dan bayangan seram yang berkeluyuran di sekeliling kita. Hati aku berdebar kencang. aku sih ketawa ngakak, "Hahaha, nggak serem sih, cuma dekorasi doang."
Tiba-tiba, lampu mati! Gelap benar-benar gelap. Aku berpegangan erat sama tangan ibu, "ibu, takut!" bisikku. "Tenang, Sayang, ibu tetep sama kamu," jawab ibu sambil mengelus kepala aku.
Saat lampu nyala lagi, kita berhadapan sama hantu berwujud wanita berambut panjang dan berbaju merah. Ia tertawa ngeri ke arah kita. Aku langsung menjerit, tapi kamu malah ketawa lagi, "Hahaha, nggak seram sih, cuma make-up doang!"
Lagi-lagi, lampu mati. Kali ini suara menyeramkan mendengar. "Ha..ha..ha..", suara itu seperti berbisik di telingaku. Aku benar-benar terkejut dan merinding.
Akhirnya, kita sampai di akhir perjalanan rumah hantu. Rasanya lega banget bisa keluar dari rumah hantu itu. Walaupun takut, tetep aja seru! Aku nggak nyangka, rumah hantu di Alun-Alun Batu sebenernya menakutkan!
Pulang dari rumah hantu, kita langsung makan di warung pinggir jalan. "Seru ya perjalanan kita hari ini," katamu sambil ngunyah bakso. "Iya, seru," jawab aku dan ibu. ayah cuma ngeleng "Tau sih, tapi jangan sampai mimpi buruk ya nanti malam". Haha, ayah tetep aja ngasih peringatan yang bikin kita ketawa.
1. Tema: Petualangan menegangkan dan persahabatan dalam menghadapi rasa takut.
2. Alur: Alur maju, menceritakan perjalanan keluarga ke rumah hantu dan pengalaman menakutkan yang mereka alami.
3. Penokohan:
- Aku: Karakter yang penakut, tapi penasaran dan berani menghadapi rasa takutnya.
- ibu: Karakter yang biasanya penakut, tapi menjadi penguat bagi "aku".
- ayah: Karakter yang bijak dan lucu, memberi peringatan yang menyenangkan.
4. Latar: Rumah hantu di Alun-Alun Batu, menciptakan suasana seram dan menakutkan.
5. Amanat: Melalui petualangan ini, kita bisa belajar untuk mengatasi rasa takut dan menikmati kesenangan bersama keluarga dan teman.
6. Gaya Bahasa: Bahasa yang mudah dipahami, lucu, dan mencerminkan percakapan sehari-hari, menciptakan suasana yang menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar