**Di Balik Jendela**
Di sebuah kota kecil yang tenang, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Setiap hari, dia menghabiskan waktunya di balik jendela besar di ruang tamu rumahnya, mengamati dunia luar dengan penuh rasa ingin tahu. Jendela itu adalah jendela besar berbingkai kayu tua yang pernah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa dalam kehidupan Maya.
Suatu pagi, ketika cahaya matahari memasuki ruangan dengan lembut, Maya melihat seorang anak laki-laki baru di seberang jalan. Anak laki-laki itu, yang kira-kira seusianya, sedang bermain layang-layang dengan penuh kegembiraan. Maya merasa tertarik dan sedikit iri melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah anak laki-laki itu. Namun, karena sifat pemalu dan kebiasaannya bersembunyi di balik jendela, Maya hanya bisa mengamati dari kejauhan.
Hari demi hari berlalu, Maya terus mengamati anak laki-laki itu yang selalu tampak ceria dan aktif. Mereka bahkan sempat beberapa kali bertukar pandang, meskipun tanpa kata. Maya merasa ada sesuatu yang istimewa tentang anak laki-laki itu, sesuatu yang membuatnya ingin keluar dari zona nyamannya.
Suatu sore, ketika angin bertiup lembut dan daun-daun bergoyang, anak laki-laki itu menghampiri rumah Maya. Dengan penuh keberanian, dia mengetuk pintu. Hati Maya berdebar-debar saat dia membuka pintu dan melihat senyum ramah anak laki-laki itu.
"Hai, namaku Arif. Aku sering melihatmu di balik jendela. Apa kau ingin bermain layang-layang bersamaku?" tanya Arif dengan suara riang.
Maya terkejut, tapi senyum Arif membuatnya merasa nyaman. "Namaku Maya. Aku... aku ingin, tapi aku belum pernah bermain layang-layang sebelumnya," jawab Maya dengan suara pelan.
"Tak apa, aku bisa mengajarkanmu. Ayo, keluar dan coba," kata Arif dengan penuh semangat.
Maya mengambil nafas dalam-dalam dan memberanikan diri keluar dari rumahnya untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama. Dia merasa gugup, tapi juga bersemangat. Arif dengan sabar mengajarkan Maya cara menerbangkan layang-layang, dan perlahan-lahan, senyum terbentuk di wajah Maya saat dia melihat layang-layangnya terbang tinggi di angkasa.
Sejak hari itu, Maya tidak lagi hanya melihat dunia dari balik jendela. Dia mulai keluar lebih sering, menjelajahi kota kecilnya, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Persahabatannya dengan Arif membawa perubahan besar dalam hidupnya, membantunya mengatasi rasa takut dan menemukan keberanian yang belum pernah dia sadari sebelumnya.
Maya belajar bahwa dunia di luar sana penuh dengan keajaiban dan peluang. Jendela yang dulu menjadi batasan, kini hanya menjadi bagian dari kenangan masa lalu. Maya kini hidup dengan lebih bebas, siap menghadapi setiap hari dengan hati yang penuh rasa syukur.
Dan setiap kali dia melihat layang-layang terbang tinggi di langit, Maya selalu mengingat langkah pertama yang membawanya keluar dari balik jendela, menuju dunia yang lebih luas dan penuh harapan
Komentar
Posting Komentar