HAL YANG TIDAK INGIN AKU ULANGI LAGI
Dalam gemuruh kota yang tak pernah lelah bergerak, terjalinlah sebuah ikatan tak tergoyahkan antara banyak jiwa yang bertemu di tengah keriuhan. Mereka adalah teman sejati, sosok-sosok yang bersama-sama menemukan arti dari kebersamaan sejati.
Cerita ini dimulai di suatu malam dan terdengar suara rintikan air berbunyi, kutatap langit dari candela kamarku saat itu jam menunjuk kearah 20.30 yang artinya jadwal belajar wajib masih berlangsung para santri yang sedang sibuk dengan buku bukunya, tapi aku lelah dan aku putuskan untuk tidur karena mataku sudah mengantuk.
Setelah beberapa lama aku menatap jam bekerku arah jarum jam nya tepat pada pukul 23.00 saat itu aku tak bisa tidur karena aku mendengar suara bising dari kamar sebelah, aku pun memutuskan untuk pergi dan melihat sedang ada apa diluar.
Aku melihat dari depan kamar teman teman ku masih terjaga mereka sedang bermain dan bergurau, “kok ndak bubuk ws dalu esok sekolah lo” kataku, jawab mahira “gaiso bubuk aku, mang pun lami bubuk siang e, mulai mantun ndhuhur sampe qiro’ah ashar” ucap fitri “kene lo melok dolan bareng” aku menjawab “ndak ws esok sekolah jam masuk ku isuk”.
Kriing!!!
Bel berbunyi saat jam 03.00 waktu sholat tahajjud, aku pun beranjak dari tempat tidurku lalu aku pergi ke kamar mandi dan kemudian aku bersiap siap untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat tahajjud. setelah tahajjud aku menunggu sampai subuh sambil beriktikaf.
Saat selesai sholat subuh aku teringat kalau semalam aku tidak belajar dan belum menyiapkan jadwal pelajaran sekolah, saat aku melihat jadwal Pelajaran aku baru ingat kalau ada tugas yang belum aku kerjakan, dan aku mulai sibuk dengan buku buku ku sampai aku tidak sadar kalau jam dinding menunjukan pukul 06.20, aku terkejut saat itu aku belum siap siap untuk pergi kesekolah.
Kriing!!
Bel berbunyi pada pukul 06.50 tanda kalau mobil yang biasa antar jemput kesekolah akan pergi, kemudian aku cepat cepat turun kebawah karena posisi kamar ku saat itu ada di lantai 2, sesampai nya aku di bawah ternyata teman teman ku juga ada yang belum siap, ada yang masih sarapan dan ada yang sudah siap, kemudian kami memutuskan untuk berangkat bersama sama, karena kami sudah di tinggal mobil kami memutuskan untuk jalan kaki, jarak antar pondok dan sekolah lumayan jauh sekitar 1,8 km.
Disepanjang perjalanan aku merasakan indahnya pertemanan. pagi hari adalah waktu ketika segalanya tampak mungkin. Diperjalanan menuju sekolah aku terdiam sejenak, membiarkan pikiran melayang-layang dalam harapan dan impian yang begitu besar. Aku merasa seperti kanvas kosong yang siap diisi dengan warna-warna cerah dan petualangan menakjubkan. Pagi hari memberi energi dan semangat untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Di perjalan kita bercerita meratapi nasip jalan kaki ke sekolah karena semalam tidak memperhatikan waktu.
Di depan sekolah bel masuk berbunyi saat itu aku membatin “untung saja belum di kunci gerbangnya, esok hari lagi aku ga akan seperti kemarin yang tidak belajar saat ada waktu malam untuk belajar” kemudian aku masuk kelas dan memulai pelajaran seperti biasa.
keesokan harinya aku mulai belajar disiplin waktu dengan tidak tidur diwaktu yang salah.
jam dinding menunjukan pukul 20.20 saat itu aku selesai diniah malam saat itu jam wajib belajar dimulai Fitri bukan nya belajar malah bermain saat itu dia juga mengajak ku ikut bermain "ayo melu dolan bareng aku mbek mahira" di lubuk hatiku mengatakan ingin sekali ikut bermain tapi aku teringat beberapa hari yang lalu hampir saja aku telat masuk sekolah dan akhirnya aku menolak ajakan Fitri "ndak wes sesok wae pas malming" kemudian aku kembali pada buku buku ku.
Komentar
Posting Komentar