Langsung ke konten utama

CERPEN - Nadine Azzah

BUKAN TENTANG KARYA

Lorong sekolah di siang hari sangat membosankan kulewati dengan hentakan Langkah Sepatu, seketika suara gema menghadirkan sosok terhormat, sosok yang Ikhlas memberikan ilmu kepada siswa – siswanya.

Di sekolah siswa bernama Harfan bersama teman satu ekskulnya nya diajak oleh guru untuk mengunjungi pameran seni pada hari sabtu, tepatnya tanggal 18 mei 2024 pada saat di Lokasi tersebut disana alangkah banyak sekali karya-karya yang akan dipamerkan. Harfan dan teman-temannya mulai masuk ke ruangan, seketika teman-temannya berpisah mengamati dari karya seni indah dan bermakna, disitulah Harfan mengetahui bahwa semua karya memiliki perbedaan dan mempunyai ciri khas masing-masing. Ketika melihat kondisi sekitar, Harfan secara tidak langsung baertatapan dengan seorang anak Perempuan.

Takjub pandangan pertama, belum bisa mengutarakan dengan kata-kata dan seperti memandang mawar berbunga di musim semi, membuat Harfan skeptis seakan-akan déjà vu dengannya. Padahal baru pertama kali Harfan memandangi tatapannya seakan-akan mengingatkan sesuatu. Harfan menyaksikan harapan pada indranya, dalam diri lubuk hatinya bertanya-tanya ‘’perasaan apakah ini ?, apakah dia berfikir sama yang aku fikirkan?’’ pertanyaan itu ambigu olehnya ‘’Ah… sudahlah, mungkin ini hanya kebetulan’’ ujar dalam lubuk hati Harfan.

Terdengar lantunan musik dari lantai, instrumentalnya implentasikan eksistensi Langkah hentakan Sepatu, Harfan dan teman-teman mulai berpindah ke ruangan berikutnya, melihat banyak sekali karya yang dipamerkan. Berlanjut dari lukisan, batik, desain produk, dan banyak lainnya. Seketika Harfan mendapat Pelajaran bahwa setiap karya-karya seni memiliki filosofis dan memiliki pesan tersirat.

‘’kalau menurutku pesan tersirat tersebut tergantung perspetif masing-masing karena setiap orang memiliki opini yang berbeda. Tergantung sudut pandang masing-masing, ada yang mengartikannya dari segi warna, bentuk maupun dari bahan yang digunakan’’ ujar Harfan. Setelah memandang semua karya seni, kami semua berkumpul untuk persiapan Kembali ke sekolah. Ketika berkumpul Harfan bertemu lagi dengan anak Perempuan itu pandangannnya tetap sama seperti di awal. Hal itu Kembali membuat diri harfan semakin bertanya-tanya ‘’siapakah anak Perempuan itu, mengapa hatiku merasa nyaman saat memandangnya?’’ ujar dalam lubuk hati Harfan. Pertanyaan- pertanyaan ini mencapakkan fikiran Harfan membuat Harfan semakin intuisi dengan anak Perempuan itu. Rasa penasaran Harfan semakin kuat hingga membuatnya ingin mendekatinya, berkenalan dengannya seakan bisa saling berbicara.

Angin malam berhembus kencang semakin dingin hawanya, pohon-pohon menari riang gembira kehadiran angin malam semakin larut kedalam emosional hingga logika dan hati saling kontrovesi situasi hampa tanpanya tak terkontol koneksi suasana hatiku terjebak dalam opini ragu untuk berargumen inikah cinta?, atau ini hanya kebetulan saja?.

 

Unsur intrinsik:

1.       Tema
Tema dari cerita ini adalah perasaan pertama yang misterius atau pencarian identitas dan perasaan dalam diri remaja.

2.       Tokoh dan Penokohan

·       Harfan digambarkan sebagai seseorang yang cenderung introspektif dan peka terhadap perasaan, meskipun ia ragu dan bingung dengan perasaan yang muncul.

·       Gadis itu menjadi simbol misteri yang menarik perhatian Harfan, meskipun ia tidak berbicara banyak dalam cerita ini.

Latar Tempat: Pameran seni yang diadakan di suatu lokasi pada 18 Mei 2024, dan lingkungan sekolah tempat Harfan belajar. Latar tempat ini menggambarkan suasana yang sejuk dan penuh refleksi, dengan pameran seni sebagai tempat pertemuan antara Harfan dan gadis yang menarik perhatiannya.

Latar Waktu: Waktu yang tepat disebutkan adalah pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, memberi konteks waktu yang jelas pada cerita ini. Selain itu, ada juga gambaran suasana malam yang semakin dingin, memberikan sentuhan emosional pada akhir cerita.

Latar Sosial: Cerita ini berfokus pada interaksi antara pelajar di lingkungan sekolah dan pameran seni, yang menjadi tempat bagi mereka untuk mengalami perubahan emosional dan menemukan pemahaman baru tentang diri mereka.

3.      Amanat/Pesan Moral
Salah satu pesan dalam cerpen ini adalah pentingnya mencari makna di balik perasaan dan peristiwa yang dialami, seperti halnya karya seni yang bisa diartikan dengan berbagai perspektif.

4.      Sudut Pandang
Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama

5.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini cenderung deskriptif dan puitis

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku - Wirda Tsaniya

  Nama: Wirda Tsaniya Sahla Kelas: XI-7 Tugas: Resensi Novel Warung Bujang Karya Jessica Carmelia Warung Bujang adalah novel karya Jessica Carmelia yang mengangkat tema kehidupan remaja dengan latar belakang kehidupan sehari-hari di sebuah warung kecil. Novel ini menggambarkan kisah tentang harapan, impian, dan hubungan antar manusia, yang diwarnai dengan berbagai konflik dan dinamika yang terjadi dalam kehidupan seorang pemuda bernama Bujang. Plot Cerita Novel ini berfokus pada kehidupan Bujang, seorang pemuda yang memiliki impian besar namun terjebak dalam rutinitas sebagai pemilik warung makan kecil yang diwariskan oleh orang tuanya. Meskipun tampaknya sederhana, kisah ini penuh dengan ketegangan emosional yang dibangun dengan baik oleh penulis. Bujang, yang merupakan karakter utama, harus menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya, antara mempertahankan usaha warung keluarganya atau mengejar impian pribadinya. Cerita berkembang dengan memperkenalkan berbagai karakter pendu...

Resensi Buku - Fara Salma

  Rahasia Tentang Anak Tengah Judul : Iyan Bukan Anak Tengah Penulis :Armaraher Penerbit : Skuad Tahun: 2023 Tebal: 292 halaman ISBN: 978-633-09-1845-2   Sinopsis Riyan selalu berharap berada di tengah-tengah keluarganya yang hangat, dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana yang Abang dan Adiknya rasakan, tetapi bukan semata-mata kehadirannya ada hanya karena dibutuhkan saja. Di usianya yang baru menginjak remaja, seharusnya Riyan bisa menghabiskan waktu untuk menemukan hal baru di hidupnya, bukan merasakan beban dan luka yang membuatnya berhenti di titik itu dan tidak membiarkannya tumbuh menjadi remaja normal seusianya. Riyan hanya ingin diperlakukan adil, disayangi sebagaimana mestinya, bukan dicampakkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya. Kelebihan Novel ini mampu mebawa pembacanya ikut merasakan apa yang Iyan rasakan sebagai anak tengah. Penulis juga menyentuhkan isu isu tentang orangtua dalam memberi keadilan dalam anak...

Teks berita - IRECO

  IRECO Ice Cream, yang berlokasi di Jl. Kartanegara No. 88E, Singosari, Kabupaten Malang, telah menjadi destinasi populer bagi pecinta es krim dan dessert di wilayah Malang. Sejak dibuka pada tahun 2022, IRECO menawarkan berbagai menu menarik, termasuk soft ice cream, float, bingsoo ala Korea, serta beragam snack pendamping.  Setiap hari Jumat, IRECO memberikan promo khusus berupa gratis minicone untuk setiap pembelian minimal Rp8.000. Informasi ini disampaikan melalui akun TikTok resmi mereka, @ireco.icecream, yang aktif membagikan update dan promo terbaru.  Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp3.000, IRECO menjadi tempat favorit bagi berbagai kalangan, termasuk pelajar dan keluarga. Selain es krim, mereka juga menyajikan menu lain seperti Mile Crepes dan kentang goreng, menjadikannya tempat yang cocok untuk bersantai sambil menikmati hidangan manis.  Untuk informasi lebih lanjut mengenai menu dan promo terkini, pengunjung dapat mengikuti akun TikTok resmi IR...