BUKAN TENTANG KARYA
Lorong sekolah di siang hari
sangat membosankan kulewati dengan hentakan Langkah Sepatu, seketika suara gema
menghadirkan sosok terhormat, sosok yang Ikhlas memberikan ilmu kepada siswa –
siswanya.
Di sekolah siswa bernama Harfan bersama
teman satu ekskulnya nya diajak oleh guru untuk mengunjungi pameran seni pada
hari sabtu, tepatnya tanggal 18 mei 2024 pada saat di Lokasi tersebut disana
alangkah banyak sekali karya-karya yang akan dipamerkan. Harfan dan teman-temannya
mulai masuk ke ruangan, seketika teman-temannya berpisah mengamati dari karya
seni indah dan bermakna, disitulah Harfan mengetahui bahwa semua karya memiliki
perbedaan dan mempunyai ciri khas masing-masing. Ketika melihat kondisi sekitar,
Harfan secara tidak langsung baertatapan dengan seorang anak Perempuan.
Takjub pandangan pertama, belum
bisa mengutarakan dengan kata-kata dan seperti memandang mawar berbunga di
musim semi, membuat Harfan skeptis seakan-akan déjà vu dengannya. Padahal baru
pertama kali Harfan memandangi tatapannya seakan-akan mengingatkan sesuatu.
Harfan menyaksikan harapan pada indranya, dalam diri lubuk hatinya bertanya-tanya
‘’perasaan apakah ini ?, apakah dia berfikir sama yang aku fikirkan?’’ pertanyaan
itu ambigu olehnya ‘’Ah… sudahlah, mungkin ini hanya kebetulan’’ ujar dalam
lubuk hati Harfan.
Terdengar lantunan musik dari
lantai, instrumentalnya implentasikan eksistensi Langkah hentakan Sepatu,
Harfan dan teman-teman mulai berpindah ke ruangan berikutnya, melihat banyak
sekali karya yang dipamerkan. Berlanjut dari lukisan, batik, desain produk, dan
banyak lainnya. Seketika Harfan mendapat Pelajaran bahwa setiap karya-karya
seni memiliki filosofis dan memiliki pesan tersirat.
‘’kalau menurutku pesan tersirat
tersebut tergantung perspetif masing-masing karena setiap orang memiliki opini
yang berbeda. Tergantung sudut pandang masing-masing, ada yang mengartikannya
dari segi warna, bentuk maupun dari bahan yang digunakan’’ ujar Harfan. Setelah
memandang semua karya seni, kami semua berkumpul untuk persiapan Kembali ke
sekolah. Ketika berkumpul Harfan bertemu lagi dengan anak Perempuan itu pandangannnya
tetap sama seperti di awal. Hal itu Kembali membuat diri harfan semakin
bertanya-tanya ‘’siapakah anak Perempuan itu, mengapa hatiku merasa nyaman saat
memandangnya?’’ ujar dalam lubuk hati Harfan. Pertanyaan- pertanyaan ini mencapakkan
fikiran Harfan membuat Harfan semakin intuisi dengan anak Perempuan itu. Rasa
penasaran Harfan semakin kuat hingga membuatnya ingin mendekatinya, berkenalan
dengannya seakan bisa saling berbicara.
Angin malam berhembus kencang
semakin dingin hawanya, pohon-pohon menari riang gembira kehadiran angin malam
semakin larut kedalam emosional hingga logika dan hati saling kontrovesi
situasi hampa tanpanya tak terkontol koneksi suasana hatiku terjebak dalam
opini ragu untuk berargumen inikah cinta?, atau ini hanya kebetulan saja?.
Unsur intrinsik:
1. Tema
Tema dari cerita ini adalah perasaan pertama yang misterius atau pencarian
identitas dan perasaan dalam diri remaja.
2.
Tokoh dan Penokohan
·
Harfan digambarkan sebagai seseorang yang cenderung
introspektif dan peka terhadap perasaan, meskipun ia ragu dan bingung dengan
perasaan yang muncul.
·
Gadis itu menjadi simbol misteri yang menarik perhatian
Harfan, meskipun ia tidak berbicara banyak dalam cerita ini.
Latar Tempat: Pameran seni yang diadakan di suatu lokasi pada
18 Mei 2024, dan lingkungan sekolah tempat Harfan belajar. Latar tempat ini
menggambarkan suasana yang sejuk dan penuh refleksi, dengan pameran seni
sebagai tempat pertemuan antara Harfan dan gadis yang menarik perhatiannya.
Latar Waktu: Waktu yang tepat disebutkan adalah pada hari
Sabtu, 18 Mei 2024, memberi konteks waktu yang jelas pada cerita ini. Selain
itu, ada juga gambaran suasana malam yang semakin dingin, memberikan sentuhan
emosional pada akhir cerita.
Latar Sosial: Cerita ini berfokus pada interaksi antara pelajar
di lingkungan sekolah dan pameran seni, yang menjadi tempat bagi mereka untuk
mengalami perubahan emosional dan menemukan pemahaman baru tentang diri mereka.
3. Amanat/Pesan Moral
Salah satu pesan dalam cerpen ini adalah pentingnya mencari makna di balik
perasaan dan peristiwa yang dialami, seperti halnya karya seni yang bisa
diartikan dengan berbagai perspektif.
4. Sudut Pandang
Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini cenderung deskriptif dan puitis
Komentar
Posting Komentar