Ketika hujan turun, aku duduk termangu di teras rumah sembari menyaksikan anak tetangga yang
sedang asik bermain hujan-hujanan bersama temannya. Sontak pikiranku tempias pada masa kecil, kenangan
yang akan selalu teringat sepanjang waktu. Anugerah Allah memberikan pengalaman yang begitu
mengesankan. Masa kecilku bisa dibilang sangat bahagia tanpa beban hidup. Masa kecil adalah waktu dimana
aku bebas untuk menunjukkan kesedihan dan kebahagiaan. Ketika ingin menangis, aku langsung menangis
tanpa berpikir panjang untuk melihat kondisi atau melihat tempat. Waktu aku menangis, hanya pelukan
seorang ibu yang mampu membuat air mataku.
Kalau sekarang mau sedih seperti apapun kalau bisa tetap harus terlihat tertawa di depan orang tua.
Kalau mau nangis ya di kamar tidur atau di kamar mandi. Tapi, terkadang aku merasa tidak dapat
menyembunyikannya. Setiap pulang sekolah aku ganti baju dan makan siang, kemudian langsung bermain
dengan teman-teman di desa. Temanku kebanyakan memang laki-laki. Aku bermain dengan permainan
tradisional seperti bermain lompat tali, petak umpet, layangan, bola bekel, kelereng, lompat tali, gobak sodor
dan masih banyak lagi. Mungkin semuanya udah pernah aku coba. Coba kalian sebutin apa saja permainan
tradisional? InsyaAllah udah aku coba semua deh, aku puas dengan masa kecilku yang bisa merasakan
permainan tradisional begitu menyenangkan.
Walaupun bermain tidak mengenal kata lelah, belajar adalah tugasku yang tak terlupakan. Ketika
duduk di bangku TK, aku adalah sosok anak penakut yang tidak berani sekolah sendiri. Teringat waktu acara
perpisahan untuk naik ke tingkat SD banyak badut. Mungkin, menurut kebanyakan orang badut itu lucu. Jadi,
guruku membuat acara menarik dengan adanya badut. Dengan berjalannya waktu membawaku melanjutkan
sekolah ke tingkat SD, aku masih belum bisa membaca dengan lancar dan kurang percaya diri. Sehingga,
waktu bermain harus berkurang dan lebih banyak belajar membaca. Melalui kesabaran dan ketelatenan ibu
selama mengajariku. Akhirnya, aku bisa membaca dengan lancar dan baik. Walaupun mungkin teman-teman
yang lain bisa membaca lebih dulu dibandingkan denganku. Aku yang saat itu sudah bisa membaca, tetapi
ibu masih merasa khawatir karena aku masih menjadi anak penakut yang tidak berani sekolah sendiri. Ibuku
berpikir, jika nanti waktu duduk di bangku SD ibu masih harus menunggu dan menemaniku.
Kesimpulannya, masa kecilku ialah mungkin terkadang kita merasa tidak mampu mewujudkan
harapan dan tidak percaya dengan kemampuan kita sendiri. Lupa, bahwa Allah Maha Memberi. Termasuk,
memberi harapan-harapan baru yang akan terwujud. Kita mampu karena Allah memberi kemampuan jika
kita mau berusaha.
Komentar
Posting Komentar