Langsung ke konten utama

Cerpen - Syahrossa Rahma

 Kecewa Yang Tidak Pernah Ku Siapkan

“Ma, aku gamau balik pondok” ucapku pada Mama yang sedang tanya mau balik pondok kapan. Saat itu langit sedang menangis, seakan mengerti kondisi hatiku. “Kenapa gamau kak?”.

Flashback on

La, kamu tidur di kamar kantor lagi ga? “iya kayanya, kenapa Ca?” tanya Nala. “Aku mau ikut tidur disana juga boleh ga?” jawabku. Dengan ragu Nala menjawab “boleh, ayo”.

Hai, namaku Aca, Aku adalah santriwati di Pondok Pesantren yang masih terbilang kecil. Aku mempunyai teman yang sangat baik dan tidak perhitungan, kami sudah berteman selama 3 tahun, tak heran kami bisa curhat masalah pribadi masing masing. Namun, ada 1 hal yang tidak pernah Nala ceritakan padaku.

Jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari, aku yang tertidur di sebelah Nala terbangun saat merasa lampu kamar kantor mati. “loh kok mati sih” batinku. Aku tak tega membangunkan Nala yang tertidur pulas di sebelahku hanya karena ketakutanku, Aku mencoba untuk memejamkan mataku. Namun saat aku baru akan memasuki alam mimpiku, tiba tiba ada cahaya yang membuatku membuka mata. Saat aku membuka mata, pemilik flash hp itu segera mematikannya, dan diam. “Itu Majid?” batinku, aku mencoba memastikan dengan membuka mataku sekali lagi, dan benar. Itu Majid, kekasih Nala yang merupakan salah satu santri di Pesantren ini. Setelah aku mendengar pintu kamar kantor tertutup, Aku terdiam, Aku bingung, Aku takut, bagaimana bisa Majid masuk ke kamar kantor yang berada di wilayah asrama putri ini. Di tengah berisiknya pikiranku, lampu kembali menyala. Ah apa Majid melihat Aku dan Nala yang mengenakan pakaian pendek ini? apa ini mimpi?.

Aku terbangun saat bel Musholla Pesantren berbunyi, tandanya waktu Subuh akan segera datang. Aku bergegas mengambil air wudhu dan membangunkan Nala yang belum bangun saat itu. 

“Ini bukan mimpi” batinku sebelum aku bergegas memakai sepatu mengingat waktu sudah mendekati pukul 06.45 yang menandakan gerbang Sekolah akan ditutup. Karena hari ini hari Jum’at, sekolah memulangkan siswa siswi pada pukul 11.00, Aku bergegas membereskan buku yang berada di atas meja, dan kembali ke Pesantren dengan perasaan campur aduk, mengingat ingat kejadian pagi tadi membuatku ingin menangis. Aku pergi ke kamar pengurus dan meminjam hp Pesantren, “Ma, aku pulang, ya?” tanyaku pada Mama di sambungan telepon “iya, Kak, hati hati” jawab Mama. Setiap hari Jum’at, aku sering pulang ke rumah sebentar, karena kegiatan di Pesantren sedang Free. Jadi, Mama juga tidak menanyakan alasan kenapa aku pulang. Saat aku tengah menikmati makanan ku, aku kembali teringat kejadian yang membuatku takut, Aku menangis. Seminggu yang lalu aku juga pernah mengalami hal ini, tetapi bedanya, aku tidur di kamar asrama bersama teman temanku yang lainnya. Tetapi, Nala tidur di kamar kantor saat itu. Di waktu yang sama, Aku juga pernah mendapati lampu kamar mati, tetapi aku sama sekali tidak curiga, “mungkin token listriknya habis” batinku, dan langsung melanjutkan tidurku. Belum selesai menangisi hal yang terjadi padaku, hari sudah mulai sore, dan aku harus kembali ke Pesantren.

Sebulan kemudian, renovasi asrama putri telah selesai, dan para santriwati segera berpindah ke bangunan yang memiliki 6 kamar dengan ukuran yang sama. Hanya 5 kamar yang terpakai, membuat kami memutuskan bahwa sisa kamar dijadikan tempat sholat. Pada hari Selasa, Aku membeli surat izin ke pengurus karena aku merasa kurang enak badan, mungkin tertular Nala, dia sudah sakit mulai hari Minggu. Setelah membayar biaya membeli surat izin, Aku kembali ke kamarku dan meminum obat yang Nala berikan padaku.

Aku terbangun pukul 09.00 dan tidak mendapati Nala di kamar, “mungkin dia ke Ndalem” batinku. Aku pun pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, setelah itu Aku sarapan. Saat aku mencuci piring bekas ku pakai, aku berpikir ingin menyapu saja, daripada hanya bosan di kamar menunggu teman teman pulang sekolah. “Di mana sih sapu nya?” tanyaku pada diriku sendiri dengan nada kesal. Aku sudah mencari ke kamar manapun, tetapi hasilnya nihil, sapu nya seakan ditelan bumi. Saat aku baru ingat kalau sapu nya berada di kamar pengurus, Aku segera kesana dan mencoba membuka pintu, “eh kok tumben dikunci” batinku. Aku memutuskan keluar dari asrama dan ingin meminjam sapu aula pesantren saja. Tetapi sapu aula juga juga tidak ada, aku pun kembali ke asrama, aku terkejut melihat Nala yang baru keluar dari kamar pengurus dengan keadaan memakai baju tidur. “oh. Jadi Nala yang disitu” batinku, Aku tidak bertanya pada Nala apa yang dia lakukan di kamar itu, aku masuk ke kamar pengurus dan mengambil sapu “nah kan” teriak ku. “Mau ngapain Ca?” tanya Nala, “pengen nyapu aku La, hehe”, dan aku ingin mulai menyapu dari kamar 6 yang kami fungsikan sebagai tempat sholat. Aku menyalakan lampu, akan tetapi, di pojok kamar itu, ada Majid. Aku pura pura tidak melihatnya, dan segera keluar asrama, Aku ingin kabur saat itu juga. Tapi jika aku keluar sekarang, nanti mbak pengurus nyariin, akhirnya Aku memutuskan untuk masuk kamar, dan menguncinya. Aku menangis dan tertidur.

Flashback off

Aku menjawab “Aku kecewa Ma, aku pengen ngaji kalongan aja ya?”. Seminggu kemudian, “Kak, nanti ke Pesantren ya, ayo pamit” tanya Mama yang sudah mendapatkan jawaban dari sholat istikharahnya yang ku minta seminggu yang lalu. “Nggih, Ma” jawabku.

Sampai sekarang, Aku tidak pernah menceritakan kejadian yang membuatku kecewa sekaligus trauma terhadap laki laki. Karena aku masih bingung, jika aku menceritakannya masalah ini akan rumit, dan aib Pesantren akan terbongkar.

Aku harus bagaimana?...

-The End-


UNSUR INTRINSIK

Tema : Kecewa dan berputus asa

Tokoh dan Penokohan : 

Aku

Mama

Nala

Majid

Latar

Latar tempat : Rumah

Latar waktu : Sore hari

Latar suasana : Putus asa, bingung

Alur : Campuran

Sudur pandang : Tokoh utama (Aku)

Amanat : jangan terlalu menaruh rasa percaya ke orang terdekatmu, karena bisa jadi mereka adalah sumber kekecewaanmu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku - Wirda Tsaniya

  Nama: Wirda Tsaniya Sahla Kelas: XI-7 Tugas: Resensi Novel Warung Bujang Karya Jessica Carmelia Warung Bujang adalah novel karya Jessica Carmelia yang mengangkat tema kehidupan remaja dengan latar belakang kehidupan sehari-hari di sebuah warung kecil. Novel ini menggambarkan kisah tentang harapan, impian, dan hubungan antar manusia, yang diwarnai dengan berbagai konflik dan dinamika yang terjadi dalam kehidupan seorang pemuda bernama Bujang. Plot Cerita Novel ini berfokus pada kehidupan Bujang, seorang pemuda yang memiliki impian besar namun terjebak dalam rutinitas sebagai pemilik warung makan kecil yang diwariskan oleh orang tuanya. Meskipun tampaknya sederhana, kisah ini penuh dengan ketegangan emosional yang dibangun dengan baik oleh penulis. Bujang, yang merupakan karakter utama, harus menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya, antara mempertahankan usaha warung keluarganya atau mengejar impian pribadinya. Cerita berkembang dengan memperkenalkan berbagai karakter pendu...

Resensi Buku - Fara Salma

  Rahasia Tentang Anak Tengah Judul : Iyan Bukan Anak Tengah Penulis :Armaraher Penerbit : Skuad Tahun: 2023 Tebal: 292 halaman ISBN: 978-633-09-1845-2   Sinopsis Riyan selalu berharap berada di tengah-tengah keluarganya yang hangat, dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana yang Abang dan Adiknya rasakan, tetapi bukan semata-mata kehadirannya ada hanya karena dibutuhkan saja. Di usianya yang baru menginjak remaja, seharusnya Riyan bisa menghabiskan waktu untuk menemukan hal baru di hidupnya, bukan merasakan beban dan luka yang membuatnya berhenti di titik itu dan tidak membiarkannya tumbuh menjadi remaja normal seusianya. Riyan hanya ingin diperlakukan adil, disayangi sebagaimana mestinya, bukan dicampakkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya. Kelebihan Novel ini mampu mebawa pembacanya ikut merasakan apa yang Iyan rasakan sebagai anak tengah. Penulis juga menyentuhkan isu isu tentang orangtua dalam memberi keadilan dalam anak...

Teks berita - IRECO

  IRECO Ice Cream, yang berlokasi di Jl. Kartanegara No. 88E, Singosari, Kabupaten Malang, telah menjadi destinasi populer bagi pecinta es krim dan dessert di wilayah Malang. Sejak dibuka pada tahun 2022, IRECO menawarkan berbagai menu menarik, termasuk soft ice cream, float, bingsoo ala Korea, serta beragam snack pendamping.  Setiap hari Jumat, IRECO memberikan promo khusus berupa gratis minicone untuk setiap pembelian minimal Rp8.000. Informasi ini disampaikan melalui akun TikTok resmi mereka, @ireco.icecream, yang aktif membagikan update dan promo terbaru.  Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp3.000, IRECO menjadi tempat favorit bagi berbagai kalangan, termasuk pelajar dan keluarga. Selain es krim, mereka juga menyajikan menu lain seperti Mile Crepes dan kentang goreng, menjadikannya tempat yang cocok untuk bersantai sambil menikmati hidangan manis.  Untuk informasi lebih lanjut mengenai menu dan promo terkini, pengunjung dapat mengikuti akun TikTok resmi IR...