Identitas Buku
Judul : Filosofi Teras
Penulis : Henry Manampiring
Ilustrator : Levina Lesmana
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 300 halaman
Sinopsis
Lebih dari 2.000 tahun lalu, sebuah madzhab filsafat menemukan akar masalah dan juga solusi dari banyak emosi negatif. Stoisisme, atau Filosofi Teras, adalah filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi naik-turunnya kehidupan.
Jauh dari kesan filsafat sebagai topik berat dan mengawang-awang, Filosofi Teras justru bersifat praktis dan relevan dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen-Z masa kini.
Kelebihan
Filosofi Teras adalah buku yang berisikan ajaran filsafat stoa. Filsafat stoa adalah nama dari sebuah aliran filsafat Yunani yang diciptakan oleh Zeno. Stoa adalah tempat favorit Zeno dalam mengajar filosofinya kepada muridnya (kaum stoa) sehingga nama filsafatnya disebut dengan stoisisme. Alasan penulis memberi judul Filosofi Teras karena terdapat banyak orang yang sulit menyebutkan “stoisisme” sehingga menggunakan terjemahan dari kata stoa, yaitu teras.
Filosofi Teras sangat memerhatikan hubungan antarmanusia. Dalam kehidupan sosial, kita seringkali berinteraksi dengan individu yang menjengkelkan, bahkan membuat kita tersinggung. Terlebih lagi, di era digital, di mana media sosial begitu marak, kita seringkali menjadi sasaran komentar negatif dari orang lain. Karya tulis ini mengingatkan kita bahwa perilaku yang menjengkelkan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan, bukan niat buruk. Oleh karena itu, perasaan tersinggung yang kita alami seringkali merupakan hasil dari persepsi dan pikiran kita sendiri yang belum terkendali secara baik.
Filosofi Teras ini menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh generasi saat ini. Pembungkusan filsafat dan psikologis dalam buku ini tidak berat sama sekali, hinga pembaca tidak bosan membacanya dan malah teredukasi karenanya.
Kekurangan
Sayangnya, buku ini memiliki kekurangan dalam referensinya, juga Bahasa yang terlalu mudah juga tidak selamanya baik, kadang hal itu akan mengurangi esensi dari ke-ilmiahan bahasa asli dari filsafat dan psikologi.
Komentar
Posting Komentar