Senja di Pantai Ngudel
Pagi menyapa lembut dari timur,
Hangat mentari menyusup jendela hati,
Angin laut membawa aroma rindu,
Membangkitkan tawa yang lama terdiam sunyi.
Lepas dari kitab, dari tugas dan pondok,
Kami berlari menjemput ombak,
Pasir putih menyambut langkah-langkah kecil,
Dan laut, menjadi panggung bagi tawa lepas kami.
Supri terjatuh melawan arus kecil,
Saya tertawa, Dayat bersorak,
Lelah seakan larut bersama buih,
Segala beban menguap di angkasa biru.
“Rasanya aku tak ingin pulang,”
Ucap Supri menatap cakrawala,
Kami diam, membiarkan kalimat itu melayang,
Sebab kami pun merasa hal yang sama.
Senja menari dalam warna jingga dan ungu,
Langit menjadi lukisan mimpi yang diam,
Di tepi pantai, kami bicara tentang harapan,
Tentang masa depan yang masih jadi tanda tanya.
Pantai Ngudel, kau bukan sekadar tempat,
Kau adalah kenangan yang tak akan pudar,
Di sanalah kami belajar,
Bahwa sejenak bebas adalah anugerah luar biasa.
Komentar
Posting Komentar