Puisi: Kenangan di Balik Jendela
Di balik jendela, pagi terasa sendu,
Adzan subuh menggema lirih pilu.
Tak lagi kudengar langkah lembutmu,
Nenek, pelita hidupku yang telah berlalu.
Wajah damai dalam balutan putih,
Diammu bisu, namun penuh arti.
Tanganku gemetar, jiwaku letih,
Menangisi kehilangan yang tak terperi.
Taman kecil, saksi tawa dan duka,
Di bangku tua kita biasa bercerita.
“Jangan sedih, hidup harus melaju,”
Katamu, sembari genggam tanganku.
Kini kutemukan buku kenangan,
Lembar demi lembar, pesan kehidupan.
“Jika kau sendiri, tengoklah taman,
Cintaku hidup di sana, abadi selamanya.”
Aku menyiram bunga dengan air mata,
Namun harumnya menyapa jiwa.
Di setiap kelopak, ada senyummu,
Menemani langkahku, dalam rindu yang syahdu.
Analisis Struktur Batin
1. Tema:
Kehilangan orang tercinta (nenek), kenangan masa lalu, dan cinta abadi yang tetap
hidup meski dalam perpisahan.
2. Perasaan (Rasa):
Penuh duka, kerinduan, namun juga cinta yang tulus dan kekuatan untuk bangkit dari
kesedihan.
3. Nada (Tone):
Melankolis dan reflektif, tetapi diwarnai oleh kehangatan dan keteguhan hati.
4. Amanat (Pesan Moral):
Meski seseorang yang kita cintai telah tiada, kenangan dan cinta mereka tetap hidup
dan menjadi kekuatan untuk terus melangkah. Kehidupan harus terus berjalan
meskipun penuh kesedihan.
Analisis Struktur Fisik (Bentuk Puisi)
1. Diksi:
Kata-kata seperti sendu, pilu, pelita, damai, kehilangan, rindu dipilih untuk memperkuat
suasana duka dan nostalgia.
2. Gaya Bahasa (Majas):
Personifikasi: “Harumnya menyapa jiwa” — bunga diberi sifat manusiawi.
Metafora: “Pelita hidupku” — nenek diibaratkan sebagai cahaya penerang hidup.
Repetisi: Pengulangan unsur “taman” dan “cinta” untuk mempertegas keterkaitan emosional.
3. Rima dan Irama:
Tidak kaku, namun terdapat keseimbangan dan harmoni bunyi yang mendukung
suasana puitis. Beberapa bait memiliki rima akhir yang berima sebagian (abcb, abab).
4. Tipografi:
Tersusun dalam bait-bait teratur dengan jumlah baris 4 per bait, menciptakan kesan
keteraturan yang menyimbolkan keteguhan hati meski dalam kesedihan.
Komentar
Posting Komentar