Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Puisi - Nayla Salsabila

  -Misteri- udara segar yg menyelimutiku menjadi alarm pada pagi itu matahari pun turut menebar pesonanya guna mengakhiri lautan gulita  bergerak... akupun terkejut akan hal yang membuat alisku bertaut bingung...  bertanya²...  apa maksud smua ini..  bersaman dgn rasa takutku..  yg trus saja melontarkan aroma kelana  smakin bingung...  di mana dunia ini bertajuk mengapa yg ada di hadapanmu adalah pagii dan mengapa yg ada di hadapanku adlh imajinasi bangunnn.. akupun tersadar dri kebingungan itu..  dan hal yg kudapat  berupa indahnya senyuman dri manusia yang derajatnya tiada tara lantas mengapa benakku bertanya" ini mimpi atau nyataa "

NASKAH DRAMA KELOMPOK 6 ( M.Balya Zen - Maulidia Najia - Nayla Salsabila - Rahmalita Putri )

Judul: Sahabat Pembawa Lubang Hitam   Tokoh penokohan    Balya: penjual miras, tidak peduli sekitar  Najia: guru, baik, perhatian  Rahma: siswi, pendiam, ambisius   Heni : siswi, cuek, nakal iya rajin iya  Nayla : siswi, ekstrovet, nakal    Naskah  Saat suasana kelas dipenuhi suara riang anak-anak, Nia, Heni, dan Nayla menikmati waktu istirahat mereka dengan saling bercanda dan mengobrol santai di pojok ruangan. (tertawa bersama)  Rahma: eh iya (menjari kertas tugas dalam laci)  Nayla: (memotong) you..nyari apaan  Rahma: (sambil menunjuk kertas) ini tugas kelompok pas waktu itu, kalian ngerjain nomer 5 sampe 10 ya! Heni: udah gampang itu mah..slow aja keles, iya ga nay(sambil menepuk bahu nayla)  Nayla: haah, nanti I cari jawaban dulu ke sebelah tenang aja  (sibuk masing masing)  Nayla: (berbisik) eh.. hen, ntar malem ke kos bisa kan, ah kalau heni mah udah pasti bisanya ngapain di tanya in ya (menggaru...

puisi-Ryan Rachmatullah

Senja di Pantai Ngudel Pagi menyapa lembut dari timur, Hangat mentari menyusup jendela hati, Angin laut membawa aroma rindu, Membangkitkan tawa yang lama terdiam sunyi. Lepas dari kitab, dari tugas dan pondok, Kami berlari menjemput ombak, Pasir putih menyambut langkah-langkah kecil, Dan laut, menjadi panggung bagi tawa lepas kami. Supri terjatuh melawan arus kecil, Saya tertawa, Dayat bersorak, Lelah seakan larut bersama buih, Segala beban menguap di angkasa biru. “Rasanya aku tak ingin pulang,” Ucap Supri menatap cakrawala, Kami diam, membiarkan kalimat itu melayang, Sebab kami pun merasa hal yang sama. Senja menari dalam warna jingga dan ungu, Langit menjadi lukisan mimpi yang diam, Di tepi pantai, kami bicara tentang harapan, Tentang masa depan yang masih jadi tanda tanya. Pantai Ngudel, kau bukan sekadar tempat, Kau adalah kenangan yang tak akan pudar, Di sanalah kami belajar, Bahwa sejenak bebas adalah anugerah luar biasa.

Puisi - Syahrossa Rahma

  Rasa Yang Tak Terbalas Kecewa datang tanpa aba - aba, Seperti hujan yang meresap ke dalam tanah, Harapan yang pernah terbang tinggi, Kini hancur tak berbentuk lagi. Kepercayaan yang dulu membara, Sekarang hanya menjadi abu, Kata-kata yang dia ucapkan, Ternyata hanya bayang-bayang kosong belaka, Rasa ini membekas, namun tak bisa terucap, Mengalir dalam setiap langkah, Kecewa tidak hanya mengajarkanku tentang luka, Namun juga memberi kekuatan baru untuk terus bangkit, Meski hati masih terus terbelenggu dalam kesedihan. Analisis puisi Bait = Terdiri dari 3 bait Tema = Persahabatan, kekecewaan, harapan Tokoh = 1. Aku 2. Dia Sudut pandang = Menggunakan sudut pandang orang pertama Kata kunci = Putus asa, harapan palsu, kehilangan diri, bayang-bayang, luka tak terlihat Diksi/pilihan kata = Kecewa, hilang, kuat, luka, sedih, sembuh Amanat = Dalam kecewa, kita bisa menemukan diri kita yang sebenarnya, jangan biarkan kekecewaan menghentikan langkahmu, tapi jadikan pelajaran untuk tumbuh...

Puisi - Ika Nur

 Puisi: Janji Dalam Sunyi Malam Saat kota terlelap dalam rinai gerimis, Aku memilih tidur, bukan menulis. Lelah yang menggelayut di pelupuk mata, Menenggelamkan niat, melupakan cita. Terdengar tawa dari balik dinding, Suara teman bagai lagu yang menggiring. Namun malam terus berlalu cepat, Tugas terlupa, waktu pun lewat. Fajar datang mengetuk jiwa, Membangunkan semangat yang sempat sirna. Buku-buku berserakan tanpa sempat tersentuh, Langkah tertatih dalam waktu yang sempit dan lusuh. Jalan setapak sejauh 1,8 kilometer, Tak terasa berat saat tawa jadi pelipur. Persahabatan menguatkan langkah yang goyah, Meski telat, hati tetap penuh berkah. Kini aku tahu, malam bukan untuk lalai, Tapi waktu emas sebelum fajar mengurai. Dalam batinku, kuucap lirih dan pasti, “Aku tak akan ulangi kelalaian ini.” Analisis Puisi: “Janji Dalam Sunyi Malam” 1. Tema: Puisi ini mengangkat tema penyesalan, kesadaran diri, dan harapan untuk perubahan. Tokoh dalam puisi mencerminkan seorang pelajar yang menya...

Puisi - Septia Fitri

 Puisi: Kenangan di Balik Jendela Di balik jendela, pagi terasa sendu, Adzan subuh menggema lirih pilu. Tak lagi kudengar langkah lembutmu, Nenek, pelita hidupku yang telah berlalu. Wajah damai dalam balutan putih, Diammu bisu, namun penuh arti. Tanganku gemetar, jiwaku letih, Menangisi kehilangan yang tak terperi. Taman kecil, saksi tawa dan duka, Di bangku tua kita biasa bercerita. “Jangan sedih, hidup harus melaju,” Katamu, sembari genggam tanganku. Kini kutemukan buku kenangan, Lembar demi lembar, pesan kehidupan. “Jika kau sendiri, tengoklah taman, Cintaku hidup di sana, abadi selamanya.” Aku menyiram bunga dengan air mata, Namun harumnya menyapa jiwa. Di setiap kelopak, ada senyummu, Menemani langkahku, dalam rindu yang syahdu. Analisis Struktur Batin 1. Tema: Kehilangan orang tercinta (nenek), kenangan masa lalu, dan cinta abadi yang tetap hidup meski dalam perpisahan. 2. Perasaan (Rasa): Penuh duka, kerinduan, namun juga cinta yang tulus dan kekuatan untuk bangkit dari k...

puisi - rama felisya f

Ketika Diam Berbicara  Di balkon sunyi ia termenung, Bintang menatap bisu, malam pun murung. Riuh rumah pecah jadi luka, Tak semua pulang berarti bahagia. Air mata jatuh dalam pelukan, Dalam diam, harapan perlahan dituliskan. Meski rumah retak oleh kata, Cinta masih bisa tumbuh di sela derita. Dulu tawa hangat tergambar nyata, Dalam bingkai kenangan yang kini hampa. Tara merindu damainya cerita, Saat “keluarga” tak hanya kata semata. Dan malam itu jadi saksi sunyi, Saat suara hati tak lagi tersembunyi. Ada luka yang perlahan sembuh, Dalam pelukan, rumah itu kembali utuh. Tema: kekeluargaan, kesepian, harapan  Latar tempat: balkon kamar, dalam rumah, ruang keluarga Latar waktu: malam hari  Tokoh Dan Penokohan:  1. Tara: emosional, berani & tegas 2. Ayah: keras kepala  3. Ibu: melindungi dan penuh penyesalan Sudut pandang: Orang ketiga Amanat: Berdamai lah dengan apapun yang tidak bisa kita rubah, karena ikhlas akan selalu menjadi ending yang terbaik. setiap k...

puisi - Sekar Arum

 Kala Di Waktu Itu Cuacanya mendung kala itu.. Bayang-bayang hitam kembali bergerumul Menempatkan atmosfer canggung di antaranya Lalu keheningan melanda Anginnya kencang kala itu… Lalu tak sengaja aku ingin berlindung Di bawah naungan tak bertuan Dengan pemilik yang telah pergi lama Rintik hujan turun kala itu.. Aku kembali kedinginan Menatap jalanan yang kian basah Bersamaan dengan perasaan yang semakin menutup Seorang gadis sendiri kala itu.. Menikmati angin sejuk yang menerpa Dengan secangkir kopi yang semakin larut Dan pikiran yang semakin kalut  

Puisi - Indana Aisyah

  Analisis Cerpen Sincerity of Love Tema : Cinta, Kedewasaan, Pengembangan diri. Di sini, saya sedikit menyinggung mengenai cinta di usia remaja dan cara tokoh “aku” berusaha bersikap dewasa dalam menghadapi pertemuan dan perpisahan. Pengembangan diri yang saya maksud ialah pada kalimat “Sebenarnya aku anak introvert.” Mengartikan bahwa tokoh “aku” memiliki kepribadian yang tertutup namun berusaha mencari relasi dalam mengikuti organisasi. Alur : Maju. Cerpen ini memiliki alur maju/progresif, namun dalam cerpen ini terdapat unsur flashback atau kembali ke masa lalu sejenak. Hal tersebut dibuktikan pada saat tokoh “aku” mengingat kembali masa SD dan mengapa ia membenci Ziyad. Tokoh dan Penokohan : Aku/Andini : Introvert namun berusaha untuk terbuka. Tegas meskipun sedikit takut Adanya perubahan emosi (dari benci menjadi cinta) Dominansi dari pikiran dan perasaan Ziyad : Pengganggu di masa lampau Gigih Perhatian dan suportif Berani Guru Tatib :  Memiliki sifat killer Latar : Lat...

Puisi-Heni Ayu Wulandari

 Nasihat Ibu Jangen pernah melupakan nasihat ibumu Akar yang telah memberi kehidupan Ibu yang selalu ada di sampingmu Menjaga dan memelihara dengan cinta Jangan pernah ragu untuk meminta Bantuan dan nasihat dari ibu Karena ibu telah melalui banyak hal Dan memiliki pengalaman yang lebih Jangan pernah melupakan nilai-nilai Yang telah diajarkan oleh ibumu Yang kelak akan membantu kesuksesan hidupmu Tema: Nasihat ibu Tokoh: ibu= Yang senantiasa menasihati Latar tempat: Rumah Latar waktu: - Latar suasana: Terharu Sudut pandang: Orang ketiga (dia) ibumu Imaji: akar, ibu, cinta, kehidupan Metafora: ibu sebagai akar yang memberi kehidupan Amanat: Patuhilah nasihat ibumu, karena dengan menurut nasihat ibumu, akan membantu kesuksesan hidupmu.

Puisi- M Syahrus

 Impian dalam genggama "Belasan juta," kakak berbisik sinis, "Mampukah kau, Dik? Tabunganmu tipis." Senyumku merekah, keyakinan membaja, "Disiplin adalah kunci, impian kan kujaga." Uang saku tiba, separuh kusembunyikan, Dalam ayam plastik, rupiah berbarisan. Tahlilan dan hajatan, langkah kaki ayah, Kucari tambahan, semangat tak menyerah. Dua bulan berlalu, bagai sungai mengalir, Kuhitung setiap keping, dalam buku kecil. Setengah harga terlewati, harapan membumbung, Namun badai datang, petir menyambung. Tiga ratus ribu, di tas tersimpan rapi, Setoran esok hari, mimpi hampir menepi. Namun tas terbuka, hampa terasa nyeri, Uang raib di kamar, hati terperi. Malam kelabu menyelimuti jiwa, Perjuangan berminggu, terasa percuma. Ingin menyerah, lelah mendera sukma, Namun ayam plastik, membisikkan makna. "Berhenti kini, sia-sia segalanya," Bisikan kalbu, membangkitkan asa. Tahajud malam, waqiah di subuh hari, Kucari kekuatan, menutup...

Puisi - Diva Rahmatika

KISAH DALAM DIAM Dua sahabat, hati yang terhubung Dalam diam, perasaan yang terungkap Tidak butuh kata, tidak butuh suara Hati yang saling memahami, itulah yang terpenting Fara dan Iva, dua jiwa yang berbeda Namun dalam persahabatan, mereka menjadi satu Dalam keheningan, mereka menemukan bahasa Bahasa hati yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua Jarak dan waktu tidak bisa memisahkan Dua sahabat yang hatinya terhubungkan Dalam diam, mereka menemukan kekuatan Kekuatan persahabatan yang tidak bisa dipecahkan Pohon besar di taman, saksi bisu Dari segala cerita yang pernah mereka bagi Dalam diam, mereka menemukan kebahagiaan Kebahagiaan yang hanya bisa ditemukan dalam persahabatan sejati Kadang-kadang, kata-kata tidak selalu diperlukan Perasaan dan pemahaman satu sama lain bisa berbicara lebih banyak Persahabatan yang sejati tidak selalu tentang seringnya bertemu Tapi tentang saling mendukung dan memahami, meskipun dalam diam Struktur Puisi - Judul: Persahabatan dalam Diam - Isi Puisi...